Cinta sejati karena agama dan akhlaknya. Jika kecantikan masa muda mulai melambaikan tangan, kekuatan tubuh mulai melepas genggamannya, maka sebaliknya agama dan akhlak mulai semakin mendekap erat dan cinta tetap bersemayam.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ:
أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا،
وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ
أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia
merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia
mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada
kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya
bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)Renungkan ringkasan kisah berikut, maka cinta yang sesungguhnya bukan karena kecantikan, harta dan kekayaan, tetapi cinta karena Allah.
Sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu ketika bepergian ke Syam untuk berdagang, di tengah jalan ia bertemu seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Iapun jatuh cinta sampai tahap terkena penyakit mabuk cinta. Ia sering menyebut-nyebut mama Laila dan mengarang beberapa syair.
Ia sejatinya merana karena cinta.
Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa kasihan kepadanya. Kemudian umar berkata kepada panglima perang yang akan berperang ke Syam,
إن ظفرت بليلى بنت الجودي عنوة فادفعها الى عبد الرحمن بن أبي بكر
“Jika engkau menang dan mendapatkan Laila bintu Al-Judi sebagai
tawanan (menjadi budak), maka serahkanlah kepada Abdurrahman bin Abi
Bakar”
فظفر بها فدفعها الى عبد الرحمن وأعجب بها وآثرها على نسائه حتى شكونه إلى عائشة فعاتبته على ذلك ا
Kemudian Laila bintu Al-Judi menjadi tawanan perang dan diserahkanlah
kepada Abdurrahman bin Abi Bakar, dan Abdurrahman bin Abi Bakar lebih
mendahulukan (cintanya) dibandingkan istri-istrinya yang lain. Istrinya
yang lain mengadu kepada Aisyah (saudara Abdurrahman bin Abi Bakar),
tetapi teguran Aisyah dibalas olehnya, Abdurrahman berkata,
والله كأني أرشف بأنيابها حب الرمان
“Demi Allah, seakan-akan aku mengisap gigi-giginya yang bagaikan biji
delima”(ia sangat menikmmati kecantikan dan kemolekan Laila bintu
Al-Judi)Tak lama kemudian Laila bintu Al-Judi tertimpa penyakit yang menyebabkan bibir bawahnya terjatuh (wajahnya menjadi jelek), maka Abdurrahman sering berbuat kasar kepadanya (tidak cinta lagi), kemudian Laila bintu Al-Judi mengadu kepada Aisyah maka Aisyah berkata,
فقالت له عائشة يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى فأفرطت وأبغضتها فأفرطت فإما أن تنصفها وإما أن تجهزها إلى أهله
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan
dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam
membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil
kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena
didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun
memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus 35/34 oleh Ibnu ‘Asakir, Darul Fikr, Beirut, 1419 H, Asy-Syamilah)Catatan:
Seperti inilah akhir cinta hanya karena kecantikan saja, maka perhatikanlah wahai para wanita apakah laki-laki mencintaimu hanya karena kecantikan saja? Atau ia tertarik dengan agama dan akhlakmu?Yang perlu diperhatikan juga bahwa kita tidak boleh mencela sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu, karena ada larangan mencela sahabat, setiap orang pasti punya kesalahan, sahabat juga ada yang membunuh dan ada juga yang berzina, tetapi kita tahan lisan supaya tidak mencela mereka. Para sahabat sangat banyak jasanya terhadap Islam, bahkan ia lebih baik dari orang yang mencelanya. Mereka juga ada yang sudah bertaubat dari dosa-dosa mereka, misalnya para sahabat yang dulunya kafir dan memerangi keras Islam seperti Khalid bin Walid dan Abu sufyan. Mereka semua sudah bertaubat dan menjadi lebih baik.
**
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar